Pentingnya Memperhatikan Tumbuh Kembang Balita
Tumbuh dan kembang balita seyogyanya seimbang antara pertumbuhan fisik dan motorik dengan perkembangan jiwa dan emosinya. Perkembangan emosi anak sama pentingnya dengan perkembangan intelektualnya, dan tentunya juga sama penting dengan pertumbuhan fisik anak.
Para ahli sepakat bahwa ada aspek lain selain aspek kecerdasan intelektual atau logika yang berpengaruh dalam menentukan keberhasilan seseorang di lingkungan sosial. Pribadi yang sehat adalah pribadi dengan kecerdasan emosi yang optimal. Kecerdasan emosi tidak dapat didapat dengan sesaat melainkan sebuah proses yang terjadi selama masa tumbuh dan kembang anak.
Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan balita yaitu sebagai berikut :
Tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita
Tahap pertumbuhan.
Berhubung rada susah kalo dibuat dalam bentuk tabel, kira2 inilah tahap pertumbuhan bayi dimulai dari umur, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. Tentu saja ini hanya patokan dasar saja, karena tiap anak berbeda2 tahapannya. Kenneth sendiri beratnya 8 kg dengan panjang badan 73 cm dan lingkar kepala 44 cm. Untuk tinggi badan dia ada di persentil 95 sedangkan berat badannya ada di persentil 75 kalo lingkar kepala siy normal yaitu ada di persentil 50.
1 bulan 3,0 – 4,3 kg 49,8 – 54,6 cm 33 – 39 cm
2 bulan 3,6 – 5,2 kg 52,8 – 58,1 cm 35 – 41 cm
3 bulan 4,2 – 6,0 kg 55,5 – 61,1 cm 37 – 43 cm
4 bulan 4,7 – 6,7 kg 57,8 – 63,7 cm 38 – 44 cm
5 bulan 5,3 – 7,3 kg 59,8 – 65,9 cm 39 – 45 cm
6 bulan 5,8 – 7,8 kg 61,6 – 67,8 kg 40 – 46 cm
7 bulan 6,2 – 8,3 kg 63,2 – 69,5 cm 40,5 – 46,5 cm
8 bulan 6,6 – 8,8 kg 64,6 – 71,0 cm 41,4 – 47,5 cm
9 bulan 7,0 – 9,2 kg 66,0 – 72,3 cm 42 – 48 cm
10 bulan 7,3 – 9,5 kg 67,2 – 73,6 cm 42,5 – 48,5 cm
11 bulan 7,6 – 9,9 kg 68,5 – 74,9 cm 43 – 49 cm
12 bulan 7,8 – 10,2 kg 69,6 – 76,1 cm 43,5 – 49,5 cm
Tahap perkembangan
1 bulan
Gerakan kasar : tangan dan kaki aktif bergerak
Gerakan halus : Kepala menoleh sedikit ke kiri atau ke kanan
Komunikasi : Bereaksi terhadap bunyi lonceng
Sosial : Menatap wajah ibu atau pengasuhnya
2 bulan
Gerakan kasar : Mengangkat kepala ketika tengkurap
Gerakan halus : Kepala menoleh ke samping kiri - kanan
Komunikasi : Bersuara
Sosial : tersenyum spontan
3 bulan
Gerakan kasar : Kepala tegak ketika didudukkan
Gerakan halus :
Komunikasi : Tertawa / berteriak
Sosial : Memandang tangannya
4 bulan
Gerakan kasar : Tengkurap – telentang sendiri
Gerakan halus : Memegang mainan
Komunikasi :
Sosial :
5 bulan
Gerakan kasar :
Gerakan halus : Meraih, menggapai
Komunikasi : Menoleh ke suara
Sosial : Meraih mainan
6 bulan
Gerakan kasar : Duduk tanpa berpegangan
Gerakan halus :
Komunikasi :
Sosial : Memasukkan biskuit ke mulut
7 bulan
Gerakan kasar :
Gerakan halus : Mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri
Komunikasi :
Sosial :
8 bulan
Gerakan kasar : Berdiri berpegangan
Gerakan halus :
Komunikasi : Bersuara “ma, ma, ma”
Sosial :
9 bulan
Gerakan kasar :
Gerakan halus : Menjimpit
Komunikasi :
Sosial : melambaikan tangan
10 bulan
Gerakan kasar :
Gerakan halus : Memukulkan maenan di kedua tangan
Komunikasi :
Sosial : Bertepuk tangan
11 bulan
Gerakan kasar :
Gerakan halus : memanggil mama, papa
Komunikasi :
Sosial :
12 bulan
Gerakan kasar : Berdiri tanpa berpegangan
Gerakan halus : Memasukkan mainan ke cangkir
Komunikasi :
Sosial : Bermain dengan orang lain
STIMULASI PENTING DI MASA EMAS BALITA
ISTILAH golden age (masa emas), atau fase tumbuh kembang otak anak digunakan untuk menggambarkan betapa pentingnya masa tersebut. Pada masa emas, otak mengalami tumbuh kembang paling cepat dan paling kritis. Kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan dan stimulus motorik dan psikis untuk perkembangan pun harus dipenuhi. Jika tidak, tumbuh kembang otak anak tidak akan optimal.
Masa emas tumbuh kembang otak terbagi menjadi dua, yaitu fase dalam kandungan, sejak mulainya konsepsi sampai kelahiran, fase usia 0 sampai 2-3 tahun. Agar tumbuh kembang otak anak dapat optimal, ada dua hal penting yang dapat dilakukan. Yaitu, memenuhi kebutuhan gizi anak, dan, stimulus, baik stimulus motorik maupun psikis. Untuk itu, diperlukan pola asuh yang tepat untuk membentuk pola pikir, emosi, dan kepribadian anak.
Hanya saja dengan perkembangan zaman seperti saat ini, orangtua tidak lagi memiliki banyak waktu untuk mendidik anak. Karenanya, banyak orangtua yang merasa khawatir tidak bisa "membesarkan" anak secara optimal, sehingga mereka tidak dapat mengembangkan potensi anak-anak sepenuhnya.
Berlatarbelakang kondisi itu, susu pertumbuhan Frisian Flag 123/456 menyadari bahwa orangtua perlu mendapatkan informasi terkini dalam menerapkan pengasuhan terhadap anak-anak agar potensi mereka dapat berkembang optimal.
"Berbicara mengenai peran orangtua, memang multifungsi, tidak ada sekolah atau universitas untuk orangtua. Karena itu, sebaiknya orangtua harus sadar bahwa mereka harus proaktif, kritis menggali kemampuan. Smart Parents itu Smart Kids, semakin cerdas orangtua maka semakin bisa mempraktikkan kepada anaknya. Orangtua yang cerdas, anak juga cerdas," tutur Niken Mahastuti, Brand Manager Frisian Flag 123/456 saat seminar "Orangtua Gali Potensi Anak pada Golden Age" di UpperRoom, Annex Building, Jakarta Pusat, Kamis (22/7/2010).
Sebagai mitra orangtua dalam pengasuhan anak balita, Susu Pertumbuhan Frisian Flag 123/456 secara konsisten kembali mengadakan Smart Parents Conference (SPC) yang merupakan wadah bagi orangtua mendapatkan bekal pengetahuan pengasuhan anak terkini untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
Dengan mengusung tema "Gali Potensinya untuk Masa Depan Golden Years" yang optimal diadakan di tiga kota, yaitu Yogyakarta yang telah berlangsung pada 17-18 Juli di Jogya Expo dan diikuti sekitar 800 peserta, serta akan berlangsung di Surabaya pada 24-25 JUli di Hotel Bumi Surabaya, dan berakhir di Jakarta pada 31 Juli-1 Agustus 2010 di Balai Sidang Convention Center yang menghadirkan 12 ahli di bidang berbeda.
"Dengan respons dan masukan yang luar biasa dari konsumen, tahun ini bisa menyelenggarakan SPC di tiga kota, Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah interaksi antara orangtua dengan berbagai pakar di bidang nutrisi, edukasi, psikologi, dan kesehatan anak sehingga orangtua dapat memperkaya pengetahuan secara terus menerus karena SPC memang berfokus khusus pada orangtua yang ingin mencerdaskan balita mereka," papar Niken.
Salah satu stimulasi yang bisa diberikan orangtua terhadap buah hatinya adalah, memberi contoh perilaku yang baik, mendampingi anak saat menonton televisi, memberi bacaan mendidik, hingga pelajaran seks sejak dini.
Sani B Hermawan Psi, psikolog anak yang membawa materi tentang "Cara Cerdas Menjawab Pertanyaan Anak Soal Seks" mengatakan, "Zaman sekarang anak-anak mudah sekali terekspos dengan informasi terutama dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih akan banyak rentetan pertanyaan yang diajukan anak yang akan membuat orangtua terkejut dan tidak siap untuk menjawabnya. Misal dalam menjawab pertanyaan mengenai seks. Oleh sebab itu, orangtua harus belajar menjawab pertanyaan sesuai usia dan pemahaman anak."
Lantas, kapan orangtua bisa memberikan stimulasi kepada buah hatinya? Menurut Dr Tria Rosemiarti, FFI Nutritional Manager, stimulasi yang tepat di masa emas anak akan lebih optimal jika dilengkapi dengan kebutuhan nutrisi yang tepat.
"Fase pertumbuhan anak dimulai sejak 28 hari pertama (masa pertumbuhan otak). Struktur otak dan fungsinya secara permanen dipengaruhi oleh asupan gizi sejak awal, jijka kekurangan nutrisi pada masa Golden Period, maka akan terjadi dampak negatif yang permanen pada perkembangan kecerdasan anak," jelasnya.
Senada dengan Dr Tria Bobby Hartanto Mpsi, Brain Based Stimulation mengungkapkan, orangtua memiliki andil yang sangat besar untuk membantu mengoptimalkan masa emas anak.
"Golden years pada anak-anak merupakan masa yang penting untuk perkembangan otak. Tentunya agar otak berkembang dan mampu mengolah informasi secara optimal, orangtua harus memahami cara anak belajar, menyerap, dan mengolah informasi agar dapat memberikan stimulasi yang tepat," imbuhnya.
Stimulasi pada anak, akan menciptakan anak yang cerdas, tumbuh kembang dengan optimal, mandiri, serta memiliki emosi yang stabil, dan mudah beradaptasi. Dan, salah satu langkah untuk memberikan stimulasi pada anak ialah, gerakan.
"Dengan prinsip utama 'Gerakan sebagai pintu gerbang belajar', Brain Gym menghadirkan gerakan-gerakan terintegrasi yang sederhana dan menyenangkan yang bertujuan untuk mengoptimalisasi perkembangan otak, sehingga potensi yang ada dapat ditarik keluar, khususnya di usia emas balita. Kondisi otak yang optimal membuat proses belajar lebih mudah dan menghilangkan hambatan belajar," tandas Instruktur Brain Gym berlisensi internasional Ike R Sugianto Psi.
Sumber :
Bayi sehat dan terawat (seri ayahbunda)
Recommended deh buku ini buat jadi pegangan umum (nggak terlalu spesifik siy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar